Bab 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Agama adalah suatu sistem nilai yang diakui dan
diyakini kebenarannya dan merupakan jalanmenuju keselamatan hidup. Agama
merupakan suatu hakikat eksternal, dapat dikatakan agama merupakan kumpulan
hukum dan ketentuan ideal yang mendiskripsikan sifat-sifat dari kekuatan
Ilahiah itu dan kumpulan kaidah-kaidah praktis yang menggariskan cara beribadah
kepada-Nya. Islam berasal dari kata aslama, yuslimu yang berarti menyerah,
tunduk dan damai.Islam dalam arti terminologi berarti agama yang ajaran
ajarannya diberikan oleh Allah kepada manusia melalui para Rasul-Nya untuk
keselamatan hidup manusia.Dalam al-Quran dikatakan bahwa agama Allah adalah
Islam yang telah diturunkan melalui perantara para Rasul.
Agama merupakan ibadah dan konsekuensi ibadah manusia
hanya kepada Allah.Islam
dijelaskan dalam Al Qur’an sebagai agama. Kata ini merupakan bentuk masdhar dari dana-yadinu, yang memiliki beberapa arti yaitu: taat atau patuh, wara’, agama, mazhab, keadaan, cara, atau kebiasaan, raja’, paksaan dan pembalasan atau perhitungan.
dijelaskan dalam Al Qur’an sebagai agama. Kata ini merupakan bentuk masdhar dari dana-yadinu, yang memiliki beberapa arti yaitu: taat atau patuh, wara’, agama, mazhab, keadaan, cara, atau kebiasaan, raja’, paksaan dan pembalasan atau perhitungan.
Apabila makna-makna di atas dikaitkan dengan arti yang
dikandung oleh Islam, maka hubungan yang erat terdapat pada makna kepatuhan
atau ketaatan. Dengan demikian, seorang muslim (pemeluk agama Islam) adalah
orang yang telah menyatakan tunduk dan patuh kepada perintah Allah. Dalam
makalah ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan ibadah yang
didasari oleh hadits dan ayat al-Qur’an.
Beribadah, hanya diri sendiri dan
Allah yang tahu apakah ikhlas atau karena riya?Ibadah sendiri secara umum dapat
dipahami sebagai wujud penghambaan diri seorang makhluk kepada Sang
Khaliq.Penghambaan itu lebih didasari pada perasaan syukur atas semua nikmat
yang telah dikaruniakan oleh Allah padanya serta untuk memperoleh keridhaanNya
dengan menjalankan titahNya sebagai Rabbul ‘Alamin.
Namun demikian, ada pula yang
menjalankan ibadah hanya sebatas usaha untuk menggugurkan kewajiban, tidak
lebih dari itu. Misalnya, saat ini banyak umat islam yang tidak berjamaah ke
masjid kecuali shalat jum’at. Bahkan ada pula yang tidak sholat kecuali pada
hari raya. Islmanya hanya ada di kartu identitas.
B. TUJUAN
Membahas masalah ini memang butuh kejernihan dalam kita
memandang. Dalam Islam ,ibadah dibagi ke dalam dua macam :
1. Apa pengertian ibadah mahdhah dan ghairu mahdah?
2. Bagaimana hakikat ibadah itu?
3. Apa saja syarat-syarat diterimanya ibadah?
C. RUMUSAN
MASALAH
1) Mengetahui pengertian ibadah mahdah
dan ghairuh mahdah.
2) Mengetahui hakikat ibadah itu
3) Mengetahui syarat di terimah nya
ibadah
BAB 2
PEMBAHASAN
a)
Pengertian
Ibadah
Pengertian IbadahSecara
etomologis diambil dari kata ‘abada, ya’budu, ‘abdan, fahuwa ‘aabidun.‘Abid, berarti
hamba atau budak, yakni seseorang yang tidak memiliki apa-apa, hatta dirinya
sendiri milik tuannya, sehingga karenanya seluruh aktifitas hidup hamba hanya
untukmemperoleh keridhaan tuannya dan menghindarkan murkanya.Manusia adalah
hamba Allah “‘Ibaadullaah” jiwa raga haya milik Allah, hidup matinya di tangan
Allah, rizki miskin kayanya ketentuan Allah, dan diciptakan hanya untuk
ibadah atau menghamba kepada-Nya:
وماخلقتالجنوالانسالاليعبدونِ الذريات 56
Tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu (QS. 51(al-Dzariyat ): 56).
Tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu (QS. 51(al-Dzariyat ): 56).
Ibadah
mahdhah = KA + SS , Karena Allah + Sesuai Syariat
Ibadah ghairu
mahdhah = BB + KA , Berbuat Baik + Karena Allah
Dalam sebuah hadit qudsi, Rasulullah bersabda “Allah
berfirman, hamba-Ku tidak bisa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang
lebih Aku cintai daripada yang telah Aku wajibkan (ibadah mahdhah), jika
hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepadaKu dengan amal kebaikan (ibadah
ghairu mahdah) maka Aku mencintai dia” . (HR Bukhari 6021)
b)
Ibadah Mahdoh
adalah ibadah yang dari segi
perkataan, perbuatan telah didesign oleh Alloh SWT kemudian diperintahkan
kepada Rasulullah untuk mengerjakannya. Seperti sholat fardu 5 kali, ibadah
puasa ramadhan dan haji. Semuanya adalah bentuk paket dari Allah turun kepada
Rasulullah kemudian wajib ditirukan oleh umatnya tanpa boleh menambah
atau memperbaharui sedikitpun.
Ibadah mahdhah atau ibadah khusus
ialah ibadah yang apa saja yang telah ditetpkan Allah akan tingkat, tata cara
dan perincian-perinciannya. Jenis ibadah yang termasuk mahdhah, adalah :
· Wudhu,
· Tayammum
· Mandi
hadats
· Shalat
· Shiyam
( Puasa )
· Haji
· Umrah
Apa pernah yang berani menambah atau
memperbaharui ibadah semacam itu? Jawabannya ada, yaitu Muawiyah.Dalam Sunah
Rasulullah ibadah jum’at didahului dengan 2 khotbah, sedangkan sholat 2 Id
didahului sholat baru kemudian khutbah. Ibadah cara ini kemudian oleh Muawiyah
diubah yaitu tatakala sholat Id, dia melangkah ke mimbar dan memberi khotbah
baru kemudian sholat. Oleh para ulama’ pada masa itu telah diingatkan,
“Hai Muawiyah, sungguh engkau
melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh Rasulullah” Kemudian
Muawiyah menjawab,
“Kalau aku khutbah setelah usai
sholat maka tidak ada manusia yang akan mendengarkan khutbahku” sambil berlalu
menuju ke mimbar dan ia sungguh telah berkotbah sebelum sholat Id didirikan.
Inilah bid’ah yang sesat itu.
Sholat dengan bahasa
Indonesia, seperti yang terjadi di Jawa Timur, itu jugabid’ah
dholalah (sesat) karena sholat masuk ke dalam ranah ibadah mahdoh sehingga
mengubah dan menambahi aturan di dalamnya termasuk kategori sesat. Bukankah
Rasulullah sduah menggariskan “Sholluu kamaa roaitumuuni usholli –sholatlah
kalian sebagaimana kalian lihat aku sholat”. Ibadah bentuk ini memiliki 4
prinsip, yaitu:
A.
Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil
perintah, baik dari al-Quran maupun al- Sunnah, jadi merupakan
otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika keberadaannya.
Haram kita melakukan ibadah ini selama tidak ada perintah.
B.
tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw.
Salah satu tujuan diutus rasul oleh Allah adalah untuk memberi contoh:
وماارسلنا
من رسول الا ليطاع باذن الله … النسآء
Dan
Kami tidak mengutus seorang Rasul kecuali untuk ditaati dengan izin
Allah…(QS. 64)
وما آتاكم الرسول فخذوه وما نهاكم عنه فانتهوا…
Dan apa
saja yang dibawakan Rasul kepada kamu maka ambillah, dan apa yang dilarang, maka
tinggalkanlah…( QS. 59: 7).
C. Bersifat supra
rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan ukuran
logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya
berfungsi memahami rahasia di baliknya yang disebuthikmah tasyri’.Shalat,
adzan, tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya bukan
ditentukan oleh mengerti atau tidak, melainkan ditentukan apakah sesuai dengan
ketentuan syari’at, atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh
syarat dan rukun yang ketat.
D. Azasnya “taat”, yang
dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan atau
ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah kepadanya,
semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah, dan
salah satu misi utama diutus Rasul adalah untuk dipatuhi.
c) Ibadah Ghairu Mahdah
Ibadah
ghoiru mahdoh : adalah seluruh perilaku seorang
hamba yangdiorientasikan untuk meraih ridho Allah (ibadah).
Dalam hal ini tidak ada aturan baku dari Rasulullah. (edisi I tentang
bidah, sudah penulis singgung-- Dalam hadis Jarir ibn `Abdullah disebutkan
bahwa Rasulullah saw. bersabda:
من سن في
الإسلام سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها بعده من غير أن ينقص من أجورهم شيء
ومن سن
في الإسلام سنة سيئة كان عليه وزرها ووزر من عمل بها من بعده من غير أن ينقص
من
أوزارهم شيء
“Barangsiapa merintis jalan yang baik dalam Islam (man sanna fîl
Islâm sunnatan hasanah), maka ia memperoleh pahalanya dan pahala orang-orang
yang melakukannya sesudahnya, tanpa berkurang sedikit pun pahala mereka; dan
barangsiapa merintis jalan yang buruk dalam Islam (man sanna fîl Islâm sunnatan
sayyi-ah), maka dia menanggung dosanya dan dosa orang-orang yang melakukannya
sesudahnya, tanpa berkurang sedikit pun dosa mereka.” (Lihat antara lain:
Shahih Muslim, II: 705, Hadis senada diriwayatkan oleh 5 imam antara lain,
Nasa’i, Ahmad, Turmudi, Abu Dawud dan Darimi).
Atau dengan
kata lain definisi dari Ibadah ghairu mahdhah atau umum ialah segala amalan
yang diizinkan oleh Allah. misalnya ibadaha ghairu mahdhah ialahsedekah, belajar, dzikir, dakwah, tolong menolong dan
lain sebagainya.
1.
Sedekah
v Anjuran bersedekah :
عن ا بى هر ير ة ر ضي ا لله صلى ا لله عليه و
سلم ققا ل ا ذا ما ت ا لا نلسا ن انقةطع عنه عمله ا لا من ثلاثة ا لا
من صددقة جر ية او علم ينتففع به ا و ولد صا للح ي عو له(ر و ه مسل )
Dari
Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : “jika Manusia meninggal
terputuslah amalnya kecuali tiga perkara yaitu : Shodaqoh jariyah, ilmu yang
bermanfaat baginya, dan anak sholeh yang mendoakanya”. (HR Muslim)
· Keutamaan
sedekah :
Dari ka’ab bin ‘Ujrah
berkata, nabi bersabda : “Shadaqah memadamkan kesalahan sebagaimana sebogkah
es mencair diatas batu karang “ (HR, Ibnu Hibban).
Kandungan
hadis : Bahwa shodaqoh itu akan menyucikan jiwa dan
membersihkannya dari setiap dosa / kesalahan.
Hadis-hadis
yang memotivasi untuk bersedekah :
· Sedekah
akan meredam amarah Allah, Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda : “sesungguhnya
sedekah itu akan meredam amarah Allah, Tabaraka wa Ta’ala.
· Sedekah
akan menghapuskan kejelekan dan melenyapkan apinya. Rasulullah SAW bersabda : “dan
sedekah itu menghapus kejelekan sebagaimana air memadamkan api “
· Dalam
sedekah itu terdapat obat hati bagi penyakit tubuh. Rasulullah SAW bersabda : “obatilah
penyakit kalian dengan sedekah”.
· Dalam
sedekah terdapat obat penyakit hati, Rasulullah SAW bersabda kepada orang yang
mengadukan tentang sifat keras hatinya : “ apabila engkau ingin
menjinakkan hatimu berikanlah makanan kepada orang miskin dan usaplah kepala
anak yatim”.
Sedekah
yang paling utama diantaranya :
· Sedekah
yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi, karena ia lebih dekat kepada
keikhlasan, daripada sedekah yang dilakukan secara terang-terangan.
· Bersedekah
dalam kondisi sehat dan kuat lebih utama.
· Bersedekah
kepada kerabat. Rasulullah SAW bersabda : ‘ bersedekah kepada orang
miskin itu sedekah, sedangkan bersedekah kepada kerabat keluarga memiliki dua
hasil : sedekah dan silaturahim”.
· Bersedekah
kepada tetangga, Rasulullah SAW berwasiat kepada Abu Dzah r.a. “apabila
engkau memasak sayur, perbanyaklah kuahnya, dan berilah tetanggamu”. (HR
Muslim).
2) Tolong
Menolong
v Anjuran Tolong menolong :
عن ابى موس قال كان رسولالله اذااتاة طالب حاجة اقبل على
جلسا ئة فقال اشفعوا فلتؤ جرواوايقض الله على لسان نبية مااحب
o Seorang
mukmin terhadap mukmin lainnya seumpama bangunan saling mengokohkan satu dengan
yang lain. (Kemudian Rasulullah Saw merapatkan jari-jari tangan
beliau). (Mutafaq’alaih)
o Kaum
muslimin ibarat satu tangan terhadap orang-orang yang di luar mereka. (HR.
Asysyihaab)
o Kekuatan
disertakan kepada jama’ah. Barangsiapa menyimpang (serong dan memisahkan diri)
maka dia menyimpang menuju neraka. (HR. Tirmidzi)
o Tiadalah
kamu mendapat pertolongan (bantuan) dan rezeki kecuali karena orang-orang yang
lemah dari kalangan kamu. (HR. Bukhari)
Kandungan Hadis :
Anjuran tolong menolong dalam ajaran islam
diumpamakan sebagai bangunan yang kokoh dan saling menguatkan satu sama lain
yang artinya mampu mempererat tali persaudaraan bagi orang muslim.
v Keutamaan Tolong menolong :
o Pertolonganmu
terhadap orang lemah adalah sodaqoh yang paling afdol.
(HR. Ibnu Abi Ad-Dunia dan Asysyihaab)
Allah selalu menolong orang selama orang itu selalu menolong saudaranya (semuslim). (HR. Ahmad)
Allah selalu menolong orang selama orang itu selalu menolong saudaranya (semuslim). (HR. Ahmad)
o Seorang
menjadi kuat karena banyak kawannya. (HR. Ibnu Abi Ad-Dunia
dan Asysyihaab
Kandungan hadis :
tolong menolong termasuk sedekah, dan Allah selalu menolong manusia yang mau
menolong sesamanya.
3) Dakwah
v Anjuran berdakwah disegala tempat :
جاء فى الحد يث القدسى : اوحى اللة الى موسى : ان فى امة
محمد لرجالايقومون على كل شرف وواينادون بشها دةان لااله الاالله جزاء هم على جزاء
الانبياء. رواه الديلمى عن انس
Allah telah mewahyukan
kepada Nabi Musa : “sesungguhnya dikalangan umat Nabi Muhammad terdapat
orang-orang yang siap berdiri disegala tempat pegunungan dan lembah untuk
bedakwah mengimbau manusia kembali kepada kalimat syahadah: la ilaha Illallah,
pahala mereka disisiku (Allah) sama dengan pahala yang didapat Nabi-nabi. (
Riwayat dialami dari Annas)
Kandungan
hadis : pujian kepada juru-juru dakwah yang senantiasa
siap dimana-mana memanggil manusia untuk kembali menghayati dan mengamalkan
kebenaran ajaran islam sepenuh-penuhnya dan seluas-luasnya secara total dan
integral.
بلغوا عنى ولو آية
Rasulullah bersabda : “
sampaikanlah daripadaku meski hanya satu ayat”.
v Keutamaan dakwah kepada Allah ;
Dari Abu Hurairah
sesungguhnya Rasulullah bersabda: “barangsiapa yang berdakwah
kepada petunjuk maka akan mendapat pahala orang yang mengikutinya, tanpa
mengurangi pahala mereka sedikitpun”.(HR Muslim : 6804).
Kandungan
hadis ; bagi orang yang berdakwah sesuai degan petunjuk, artinya
sesuai degan ajaran islam secara benar, maka orang itu akan mendapatkan pahala
dan tidak akan dikurangi pahalanya sedikitpun.
4) Belajar
v Anjuran mencari ilmu dan belajar :
وقال صلا الله عليه وسلم : طلب العلم فريضة
على كل مسلم وواضيع العلم عند غيراهله كعقله الخنا زير الجو هر والؤ لؤ والدهر
Rasulullah bersabda : “ mencari
ilmu itu wajib bagi setiap muslim, dan orang yang meletakkan ilmu
pada selain ahlinya bagaikan menggantungkan permata mutiara emas pada babi
hutan (HR. Ibnu Majah).
Kandungan
hadis : kewajiban mencari ilmu bagi setiap orang yang
beragama islam itu tidak terbatas pada masa remaja saja, namun sampai tuapun
kewajiban mencari ilmu itu tidak berhenti.
v Keutamaan mencari ilmu / belajar :
وقال صلى الله عليه وسلم : من جاء ه اجله وهو
يطلب العلم لقىى الله ولم يكن بينه وبين النبيين االا درجة النبوة
Rasulullah bersabda : “ barangsiapa
yang kedatangan ajal sedang ia masih menuntut ilmu maka ia akan bertemu degan
Allah dimana tidak ada jarak antara para nabi kecuali satu derajat kenabian (HR.
Tabarani).
Kandungan
hadis ; Mencari ilmu adalah amal yang mulia dan
terpuji khususnya ilmu agama islam, sebab dengan menekuni ilmu agama berarti
telah merintis jalan untuk mencari ridho Allah, dengan ilmu ia dapat
menghindari larangan-larangan Allah dan menjalankan perintah Allah, karena
itulah para malaikat selalu melindungi orang yang sedang menuntut ilmu dan
kelak dihari akhir mereka akan mendapat kemuliaan yang hanya terpaut satu
derajat degan nabi.
5) Dzikir
v Anjuran Berdzikir ;
يقول الله تبا رك وتعال لى فى الحديث القدسى
: من دكرنى فى نفسه دكرته فى ملاء من ملا ئكته, ولا يذ كر نى فى ملاء الا ذكرته فى
الر فيق الاعلى. رواه الطبرانى عن معاذ بن جبل
v Keutamaan berdzikir ;
Dari
Abu Hurairah dan Abu sa’id Al Kudri dari Nabi bersabda :”Tidaklah suatu kaum
duduk berdzikir kepada Allah kecuali mereka akan dinaungi malaikat, diliputi
rahmat, diliputi sakinah, dan Allah menyebut nama-nama mereka dihadapan
makhluk-makhluk lain di sisinya”.
Kandungan
hadis : jika dalam suatu kaum berdzikir maka dia akan
selalu dibawah naungan malaikat, dan selalu diliputi rahmat dari Allah dalam
hidupnya, dan selalu didekati ketenangan dalam hidupnya.
6) Menyingkirkan
gangguan dijalan
عن آبي هريرة رضي الله عنه ان رسول الله صلى
الله عليه وسلم قال بينما رجل يمشي بطر يق وجد غصن شوك على الطريق فأ خده فشكر
الله له فغفر له (متفق عليه : 652و 4930)
Dari
Abu Hurairah, Nabi bersabda : “ ketika seseorang berjalan disuatu
jalan, dan dia mendapatkan ranting yang berduri kemudian ia mengambilnya maka
Allah bertrimakasih padanya dan mengampuninya”. (HR. Mutafaqun
‘alaihi: 652,4940).
Kandungan
hadis : menyingkirkan ranting, bisa diartikan degan segala sesuatu
yang dapat mengganggu perjalanan manusia lainnya, hendaklah ketika kita melewatinya
mau menyingkirkanya, maka kita akan mendapat pahala dan ampunan dari Allah SWT.
7) Bekerja
v Anjuran dan keutamaan bekerja :
جاء في الحديث القدسى : يقول الله تعالى
للملا ئكة الموكلين بأرزاق بنى آدم : ايما عبد وجد تموه جعل اهم هما واحدا فضمنوا
رزقه السموات والا رض. وايما عبد وجد تموه طلبه فانه تحرى العدل فطيبواله
ويسرواعليه. وان تعد ى الى خلا ف ذلك فخلوابينه وبين ما يريد ثم لا ينال فوق
الدرجه التى كتبتهاله. رواه ابو نعيم عن ابى هريرة.
Tersebut dalam Hadis
Qudsi yang berbunyi : “Allah berfirman kepada malaikat ynag diserahi tugas
mengurus rezeki-rezeki anak Adam : “siapapun hambaKu yang kamu dapati
dia menuju cita-cita yang satu (bertaqwa menuju ridho Illahi). Maka jaminlah
oleh kamu rezekinya dari langit dan bumi dan siapapun hambaKu yang kamu dapati
mencari rezekinya itu dengan adil, maka murnikanlah dan mudahkanlah rezeki itu
baginya , dan jika dia melanggar ketentuan yang demikian degan cara lain
biarkanlah ia berbuat sekehendak hatinya kemudian ia pasti tidak akan dapat
mencapai derajat diatas dari apa yang telah Aku tentukan baginya ( diriwayatkan
oleh Abu Nua’im dari Abu hurairah).
Kandungan
hadis : Allah menganjurkan manusia untuk bekerja degan
cara yang baik dan adil (halal), maka Allah akan memudahkan rezekinya melalui
malaikat yang bertugas mengurusi rezeki-rezeki manusia, dan apabila ia bekerja
dengan cara tidak baik, maka Allah tidak akan memberikan derajat yang baik
kepadanya.
Selain
dari pada itu ada juga ibadah yang masih diperdebatkan apakah ibadah tersebut
tergolong ibadah mahdah atau ibadah ghairu mahdah, contoh nya seperti di
jelaskan dibawah ini.
Ø Membaca Al Qur’an
Ibadah membaca Al Qur’an termasuk ibadah
ghairu mahdhah karena dilakukan atas kesadaran sendiri atau tidak diwajibkanNya
dalam arti jika ditinggalkan tidak berdosa.
Walaupun
dalam membaca Al Qur’an ada syarat mengikuti salah satu dari tujuh qira’at dari
Imam Qira’at yang sangat masyhur namun jika tidak terpenuhi tidak berdosa
sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yakni “Orang
mukmin yang mahir membaca Al Qur`an, maka kedudukannya di akhirat ditemani oleh
para malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca Al Qur`an dengan gagap, ia
sulit dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala“. (HR Muslim)
Ø Doa dan Sholawat
Ibadah doa dan sholawat termasuk ibadah ghairu
mahdhah karena dilakukan atas kesadaran sendiri atau tidak diwajibkanNya dalam
arti jika ditinggalkan tidak berdosa.
Perintahnya adalah berdoalah dan
bersholawatlah.Berdoa dan bersholawat tidak wajib sebagaimana yang telah
dicontohkan oleh Rasulullah. Berdoa dan bersholawat boleh mempergunakan bahasa
kita sendiri yakni bahasa Indonesia atau bahasa daerah.
Contoh untaian doa dan dzikir atau ratib Al
Haddad , tentulah Rasulullah tidak pernah membaca ratib Al Haddad karena ratib
Al Haddad dibuat oleh Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad sekitar 1071 H namun
ratib Al Haddad tidak termasuk bid’ah sayyiah ataupun bid’ah dholalah. Untaian
doa dan dzikir, Ratib Al Haddad termasuk perkara baru dalah ibadah ghairu
mahdhah atau perkara baru (bid’ah) dalam kebiasaan.
Berdoa memohonkan ampunan bagi orang kafir tidak
diperbolehkan karena telah melanggar laranganNya
Firman Allah ta’ala yang artinya
“Tiadalah
sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada
Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum
kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu,
adalah penghuni neraka Jahanam.” (QS. At Taubah [9]:113)
Kita boleh bersholawat dengan matan/redaksi
sholawat sebagaimana yang kita ingin mengungkapkan kecintaan kepada Rasulullah
selama matan/redaksi sholawat tidak menyalahi laranganNya atau selama
matan/redaksi sholawat tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan As Sunnah
Para Sahabat pernah ditegur oleh Rasulullah
ketika bersholawat mengisi keramaian pesta pernikahan diiringi rebana dan bertawassul
pada para syuhada Badar pada matan/redaksi “Dan di tengah-tengah kita ada
seorang Nabi, yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari.” karena
Rasulullah mengetahui kejadian-kejadian di kemudian hari hanya berdasarkan apa
yang diwahyukanNya.
Telah menceritakan kepada kami Musaddad Telah
menceritakan kepada kami Bisyr bin Al Mufadldlal Telah menceritakan kepada kami
Khalid bin Dzakwan ia berkata; Ar Rubayyi’ binti Mu’awwidz bin ‘Afran berkata;
suatu ketika, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan masuk saat aku membangun
mahligai rumah tangga (menikah). Lalu beliau duduk di atas kasurku, sebagaimana
posisi dudukmu dariku.Kemudian para budak-budak wanita pun memukul rebana dan
mengenang keistimewaan-keistimewaan prajurit yang gugur pada saat perang
Badar.Lalu salah seorang dari mereka pun berkata, “Dan di tengah-tengah kita
ada seorang Nabi, yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari.” Maka beliau
bersabda: “Tinggalkanlah ungkapan ini, dan katakanlah apa yang ingin kamu
katakan.” (HR Bukhari 4750)
Dari hadits di atas, kita boleh bersholawat
dengan matan/redaksi sholawat sebagaimana yang kita ingin mengungkapkan
kecintaan kepada Rasulullah sebagaimana sabda Rasulullah pada bagian akhir
hadits tersebut yakni “katakanlah apa yang ingin kamu katakan.”
Prinsip-prinsip dalam ibadah ini, ada 4:
a. Keberadaannya didasarkan
atas tidak adanya dalil yang melarang. Selama Allah dan Rasul-Nya tidak
melarang maka ibadah bentuk ini boleh diselenggarakan.Selama tidak diharamkan
oleh Allah, maka boleh melakukan ibadah ini.
b. Tatalaksananya
tidak perlu berpola kepada contoh Rasul, karenanya dalam ibadah bentuk ini
tidak dikenal istilah “bid’ah” , atau jika ada yang menyebut nya,
segala hal yang tidak dikerjakan rasul bid’ah, maka bid’ahnya
disebut bid’ah hasanah, sedangkan dalam
ibadahmahdhah disebut bid’ah dhalalah.
c. Bersifat
rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya, manfaat
atau madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika.
Sehingga jika menurut logika sehat, buruk, merugikan, dan madharat, maka
tidak boleh dilaksanakan.
d. Azasnya
“Manfaat”, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan.
Maka segala bentuk kegiatan baik yang
ditujukan untuk meraih ridho Allah masuk ke dalam ranah ibadah ghoiru mahdoh.
Lha itu
peringatan mulid nabi, isro’ mi’roj kan juga bid’ah tho ustadz? Betul,
itu bid’ah namun ia masuk ke dalam kategori sunnah
hasanah (bukan sunnah sayyi-ah). Mengapa? Dahulu Buya Hamka ketika
kali pertama mendengar aktifitas Maulid Nabi dan Isro’ Mi’roj juga
mengatakan itu adalah bid’ah sesuatu yang tidak pernah dijalankan oleh
Rasulullah. Namun ketika beliau menyaksikan sendiri rangkaian kegiatan
tersebut yanga ternyata berisi dzikir-dzikir kepada Allah dan mauidhoh
hasanah yang mengajak umat untuk amar ma’ruf nahi munkar serta untuk
menteladani pribadi Rasulullah dan memikirkan kekuasaan Allah yang telah
menjalankan hambaNya Muhammad saw dari Masjidil Haram-Masjidil Aqsha-Sidratul .
Tentang Isra’ Mi’raj dalam Alqur’an disinggung Q.S. Al Isra’ : 1
Artinya ;
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar
Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Bagaimana
Umat akan bisa melihat kekuasaan Allah yang demikian hebat ini kalau mereka
tidak pernah diajak untuk mengaji (baca mengkaji)? Apalagi menjelaskan kepada
para pengikut Alqiyadah yang notabene tidak meyakini adanya Isra’ Mi’raj.
Mereka tidak akan percaya begitu saja dengan keterangan-keterangan normatif.
“Itu kan sudah diinginkan Allah.Kalau Allah berkehendak apapun akan terwujud.”
Lha itu kan
Isra’ Mi’raj, lha Maulid nabi kan tidak ada dalilnya ustadz?
Sampeyan
ini bagaimana, lihatlah sejarah bagaimana awal mula Maulid nabi diselenggarakan
oleh Salahuddin Al Ayyubi (Alqur’an memerintahkan kita untuk
melihat masa lalu untuk masa yang akan datang lihat Q.S. Al Hasyr (59) : 18)
Sekarang bagaimana umat bisa paham
ayat Q.S. Al Ahzab (33) :21? Yang membahas tentang perilaku nabi Muhammad
bahkan menteladani perbuatannya (uswatun hasanah) kalau mereka tidak pernah
tahu? Baca buku ogah, lihat film tentang sejarah nabi kalah
dengan Hollywood dan Bollywood. Lalu pakai apa dong?
“Makanya ngaji dong ustadz?”
Apa menurut
sampeyan semua orang bisa kayak sampeyan ngaji rutin berjam-jam. Tidak semua
orang memiliki kesempatan dan
peluang seperti sampeyan.Oleh karena itu harus ada media yang bisa mengajak
mereka untuk ngaji bareng dalam suasana yang elegan, tidak terlalu formal.Di
sinilah diperlukan HIKMAH dalam kita mengajak umat untuk menuju jalan Tuhan.
Lihat Q.S. An Nahl (16) : 125 :
ادع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة
وجادلهم بالتي هي أحسن إن ربك
هو أعلم بمن ضل عن سبيله وهو أعلم بالمهتدين
Artinya : “Serulah (manusia) kepada
jalan Tuhanmu dengan HIKMAH dan pelajaran yang baik (Mauidhoh
Hasanah) dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Dalam Islam ada dalilul
‘am (Dalil umum) dan dalilul khos (dalil khusus). Seperti halnya
ibadah di atas yang terbagi ke dalam 2 bagian, yakni ibadah dalam artian khusus
(ibadah mahdhoh) dan ibadah dalam artian umum (ibadah ghoiru
mahdhoh). Maka ketika dalil khusus tidak dijumpai kita harus merujuk
kepada dalil ‘am.
Dengan demikian, kalau kegiatan
pengajian Maulid nabi Isra’ Mi’raj itu diberangus, apa bisa sampeyan menciptakan
sebuah forum atau kegiatan yang dapat menarik sekian banyak orang untuk turut
serta ngaji? Kalau bisa ya tidak apa-apa malahan bagus.Di sinilah perlunya
KREASI, IDE-IDE CERDAS yang mengajak kepada kebaikan. Kapan Islam bisa
mengikuti perubahan zaman yang kian modern kalau kita senantiasa mundur ke
zaman onta?.
D. Hakikat
Ibadah
Sebenarnya dalam ibadah itu terdapat hakikatnya, yaitu
[3] :
خُضُوعُ الرُّوْحِ يَنْشَا ُعَنِ
اسْتِشْعَارِالقلبِ بمحبة ِالمعبودِ وعظَمتهِ اعتقادا بان للعالم سلطا نا لايدْرِكُهُ العقلُ حقيقَتَهُ
“ ketundukan jiwa yang timbul dari
karena hati (jiwa) merasakan cinta akan Tuhan yang ma’bud dan merasakan
kebesaran-Nya, lantaran beri;tiqad bahwa bagi alam ini ada kekuasaan yang akal
tak dapat mengetahui hakikatnya".
Adapun seorang arif juga mengatakan
bahwa hakikat ibadah yaitu :
اصل العبادةِ ان ترضى لله مد براومختارا, وترضى
عنه قاسما ومعطيا ومانعا وترضاه اِلهًا ومعبودا
“ pokok ibadah itu, ialah engkau
meridhoi Allah selaku pengendali urusan; selaku orang yang memilih; engkau
meridhai Allah selaku pembagi, pemberi penghalang (penahan), dan engkau
meridhai Allah menjadi sembahan engkau dan pujaan (engkau sembah)
Didalam ibadah itu terdapat berbagai
macam penghalang ibadah [4]. Penghalangnya yaitu :
1. Rezeki
dan keinginan memilikinya,
2. Bisikan-bisikan
dan keinginan meraih tujuan,
3. Qadha;
dan pelbagai problematika, dan
4. Kesusahan
dan berbagai musibah.
E. Syarat-Syarat Diterimanya Ibadah
Ibadah adalah perkara
taufiqiyyah, yaitu tidak ada suatu ibadah yang disyari’atkankecuali berdasarkan Al
Qur’an dan As Sunnah. Apa yang tidak di syari’atkan berarti bid’ah mardudah
(bid’ah yang ditolak ), hal ini berdasarkan sabda Nabi :
مَنْ عَمَِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا
فَهُوَ رَدُّ.
“ Barangsiapa yang beramal tanpa
adanya tuntutan dari Kami, maka amalan tersebut tertolak.”
Ibadah-ibadah itu bersangkut
penerimaannya kepada dua faktor yang penting, yang menjadi syarat bagi
diterimanya. Syarat-syarat diterimanya suatu amal (ibadah) ada dua macam
yaitu[5]:
1. Ikhlas
قل انى امرت ان اعبد الله مخلصا له الدين. وامرت
لان اكون اول المسلمين (الزمر:11-12)
“Katakan olehmu, bahwasannya aku
diperintahkan menyembah Allah (beribadah kepada-Nya) seraya mengikhlaskan ta’at
kepada-Nya; yang diperintahkan aku supaya aku merupakan orang pertama yang
menyerahkan diri kepada-Nya.”
2. Dilakukan
secara sah yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah
........فمن كان يرجوالقاءربه فليعمل عملاصالحاولايشرك
بعبادةربه احدا (الكهف:110)
“Barang
siapa mengharap supaya menjumpai Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal
yang sholeh, dan janganlah ia mensyarikatkan seseorang dengan tuhannya dalam
ibadahnya itu”
Syarat yang
pertama merupakan konsekuensi dari syahadat laa ilaaha illallaah, karena ia
mengharuskan ikhlas beribadah hanya kepada Allah dan jauh dari syirik
kepada-Nya. Sedangkan syarat kedua adalah konsekuensi dari syahadat Muhammad
Rasulullah, karena ia menuntut wajib-nya taat kepada Rasul, mengikuti
syari’atnya dan meninggal-kan bid’ah atau ibadah-ibadah yang diada-adakan.
Ulama’ ahli
bijak berkata: inti dari sekian banyak ibadah itu ada 4, yaitu[6]:
الوفاء
بالعهدود والمحافطة على الحدودوالصبر على المفقو والرضا بالموجود
1. Melakasanakan
kewajiban-kewajiban Allah
2. Memelihara
diri dari semua yang diharamkan Allah
3. Sabar terhadap rizki yang
luput darinya
4. Rela dengan rizki yang
diterimanya.
BAB 3
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Ibadah
merupakan suatu uasaha kita untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah dalam
islam itu ada dua macam yaitu ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah. Hakikat
ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan penuh
ketundukan dan perendahan diri kepada Allah. Seorang hamba yang ibadahnya ingin
dikabulkan hendaklah haruis memenuhi 2 syarat yaitu ikhlas dan sesuai dengan
tuntunan Rasulullah.
B.
SARAN
Demikian lah makalah yang
telah saya, makalah ini jauh dari kesempurnaan oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran anda semua.
C.
PENUTUP
Alhamdulillah
kami panjatkan kepada Allah, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yng telah ditentukan.Harapan saya
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya sendiri dan para pembaca
sekalian.Kami memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam penulisan
dalam materi yang disuguhkan dalam makalah ini.Terakhir kami sampaikan selamat
membaca.